Dua sungai di Jayapura, yang mengalami pencemaran parah Kali Acai dan Kali Entrop. Kali Acai, tercemar sampah yang banyak mengandung melamin. Melamin dari wadah makan dan minuman plastik bisa bereaksi dengan panas. Ia bisa menyebabkan keracunan dan karsinogen (penyebab kanker).
Frans Asmuruf, Peneliti Lingkungan dari BLHD Jayapura mengatakan, Kali Entrop memprihatinkan. “Kami temukan logam berat disana. Cukup banyak tumpukan organik dalam kali.”
Curah hujan tinggi juga menyebabkan luapan air yang berbuntut banjir di sejumlah tempat. Tanah longsor juga terjadi saat hujan. Apolos Safanpo, Dosen Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih mengungkapkan, saat ini Badan Metrologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura, tak mengetahui berapa titik hujan di kota ini. Sejak tahun 1980-an, pemerintah Belanda membangun pos pen air hujan di sejumlah titik yang dianggap sering hujan. Kala itu, ada 70 pos. Kini, hanya ada dua pos.
Pos pencatat hujan minim. Jadi, jika hendak membangun, tidak tahu mana tempat rawan hujan dan mana tidak. Pembangunan samarata. “Buntutnya, kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana akibat hujan,” ucap Apolos.
Guna menanggulangi masalah ini, BLHD bekerja sama dengan Wiratama Konsolido menggelar penelitian tentang kerusakan lingkungan. Kedua lembaga ini akan merinci jenis-jenis kerusakan lingkungan yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar